Senin, 29 Juni 2015

Can't Tell You (1)

#NulisRandom2015

Sebenarnya, ada ratusan alasan yang mengekang pita suara Kalisha untuk mengatakannya. Ada ratusan kata tiada bahana. Ada ratusan kalimat yang tercekat kala retina Kalisha menangkap senyum Havel.

Havel, kalau aku bilang aku mencintaimu sekarang, bagaimana reaksimu?

Namun Kalisha memilih hening, merasa terasing. Ia menyaksikan Havel bagaikan mentari, menghela rinai tirta dan memintal spektrum pelangi. Namun Kalisha hanya titik evaporasi melayang, menjadi awan pelengkap awang-awang. Menemani Havel yang membagi sinar seantero buana, Kalisha berjanji akan selalu ada.



Kalisha memberi tatapan afeksi penuh asa. Namun di netra Havel, Kalisha hanya salah satu insan dalam lingkar sahabatnya. Tiada sekali pun Havel pernah menyadari pandangan asak angan dari sepasang kristal obsidian milik Kalisha. Namun seorang Kalisha hanya akan turut mengukir kurva pada bibirnya, menjadi pelukis potret ingatan tiap momennya bersama Havel.

Kalisha ingat benar, bagaimana mata Havel seakan disambangi najam kala ia tertawa. Kalisha tahu benar, suara renyah tawa Havel nan tiada terhalang sekali pun dari distansi asak membentang. Kalisha suka cara Havel menyebut namanya, cara Havel menepuk pundaknya dan memberi Kalisha kesiap sekejap, cara Havel menawarinya sebungkus permen yang tampak amat bermakna bagi Kalisha. Juga cara Havel menanyakan pelajaran pada Kalisha, dengan wajah memohon simpati atau entah mengemis filantropi. Kalisha suka segalanya yang ada pada Havel.

Namun Kalisha punya ratusan alasan untuk membiarkan perasaannya menjamah palung hati tanpa ia sempat berucap.

Salah satunya, Kalisha cukup bahagia menjadi sahabat Havel. Mereka telah saling berbagi nama sejak kecil. Mereka pernah menghitung bintang di dirgantara kala gulita menantang, mengarang konstelasi mereka sendiri. Kalisha tak ingin satu kalimat dari mulutnya menuai benci pada batin Havel. Kalisha tak ingin kehilangan.

Lagi, hari ini, Kalisha memandangnya. Ah, bahkan meski Havel bersama perempuan itu, asal dia masih bisa tersenyum, bukankah tidak apa-apa?

*

Awh ini random sekaliiiiiii~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar