Senin, 20 April 2015

Bagai Najam Menjajah Gelap Kaki Langit

-Pembukaan-
Oke ... jadi ini adalah puisi saya yang gagal di FLS2N tingkat kabupaten Pacitan yang dilaksanakan hari ini dan bikin saya nangis berjam-jam -_- jadi sebagai pelampiasannya saya post di sini~~~

Bagai Najam Menjajah Gelap Kaki Langit

Dalam gulita, selaksa tirta rebas di jagad raya
Tiada candra mengusik kelabu kanopi angkasa
Kilat menyingkap tirai-tirai halimun basah
Kau termangu, dengan mimpi-mimpi menguap bersama bayu kembara

Rua hilang, distansi membentang
Kau hanya insan yang akhirnya diam
Melanglang jalan panjang,
Tenggelam dalam buih kelam

Sahasra rintang paksamu berperang
Pada ngarai-ngarai perangkap usang
Kau terpasah luput arah
Menyangsi gelisah menguar kesah

Angan berkelana, terdampar di pulau-pulau asak belantara
Khayal mengepak merindu dirgantara
Fatamorgana tertawa, membuai sang delusi
Asamu kian aksa hingga lamunan sepi
Takkan membawanya kembali

Kau campak mimpi dan angan fana
Yang sempat melambai menggoda netra
Kini menjejak jarak menghadang
Tak mampu kau gapai, lenyap sudah melayang

Malam ini, hujan melantunkan kakofoni
Denyar cabang-cabang linear menghujam mega
Kau termangu lagi, imaji senyap lagi
Berlayar pada samudera mimpi yang tak membentang realita

Asa yang kau semat pada tiap juntai destinasi
Atau imaji yang kau tuang pada belanga nadi
Ke mana mereka menguap
Saat gelora tinggal kepul asap?

Kini kau tersungkur dalam puruk luka
Mantra-mantra kubra menghapus cita
Mengambau pada kelam takdir nan lalim
Terlena hingga beralih musim-musim

Berlaunglah engkau pada cakrawala
Atas takdir yang kau sangka tak setara
Karena letih yang kau nyana sia-sia
Kala kandas sudah hasrat dilahap gulita

Hingga lain hari kau jumpa di sana
Mereka yang memupus duka tiada putus asa
Kau mengelih imperfeksi gurati tawa
Dan tak mereka tudungi bahagia

Mereka yang tiada lelah menabuh genderang juang
Tiada merutuk apabila menyapa suatu aral
Tak ada masa depan terjamin cenayang
Namun nihil segan menapak terjal

Kau tersadar, tiada guna sukma terlantar
Tiada guna ingin melangkah namun gentar
Takkan sampai engkau pada dermaga
Jikalau tiada kayuh dayung kau laga

Baskara yang dikirim bersama pagi
Bercerita pada kepingan dirimu yang rapuh
“Kau tak perlu sayap maya, tak perlu laut ilusi
Dan bangunlah dari mimpi-mimpi yang berduri.”

Berdesih engkau pada jiwamu yang dahulu kalah
Bisikkan semangat yang lampau hari luruh
Menyenandung alun melodi nan merajah
Agar mampu tanganmu menyeka peluh

Dari lengahmu yang terbuai, dari nyatamu yang terabai
Tangan-tangan surya menembus mega yang berperai
Yang mungkin seribu tahun berkarat kuyu
Menunggu sang pemimpi maya bangkit dari angan semu

Di sini jua kau beralih
Dari sang pelayar fantasi maya bersayap koyak
Menjadi seorang penggenggam matahari
Mengembangkan layar, menarik jangkar menjemput cita

Abstraksi khayal yang dulu tersesat
Kan terpatri dalam etsa-etsa realita
Seorang pemimpi maya bangkit berdiri kuat
Lewat secarik puisi, awal untuk memetik imaji menjadi nyata

Seolah gemilang kini memeluk
Aral rintang tak jadikanmu takluk
Bagai najam menjajah gelap kaki langit
Dari nircahaya engkau benderang bangkit

1 komentar: